Orang Yang Dengki, Bahayanya Akan Kembali Ke dirinya Sendiri
Ada
seorang lelaki yang setiap hari mengunjungi raja. Setelah bertemu raja,
ia selalu berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan
orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."
Ada
seseorang yang dengki melihat keakraban lelaki itu dengan raja. "Lelaki
itu memiliki kedudukan yang dekat dengan raja, setiap hari ia bertemu
raja," pikir si pendengki dengan perasaan kurang senang. Si pendengki
kemudian menemui raja dan berkata, "Lelaki yang setiap hari menemuimu,
jika keluar dari sini selalu berbicara buruk tentang kamu. Ia juga
berkata bahwa bau mulutmu busuk." Raja terdiam.
Sekeluarnya dari
kerajaan, pendengki duduk di tepi jalan yang biasa dilalui oleh lelaki
yang akrab dengan raja. Ketika si lelaki itu lewat dalam perjalanannya
menemui raja. Ia menghadangnya, "Kemarilah, singgahlah ke rumahku."
Setelah
temannya singgah ke rumahnya, si pendengki menawarkan bawang merah dan
putih, dan memaksanya agar ia memakannya. Karena dipaksa, ia akhirnya
mau juga memakannya untuk melegakan hati orang itu. Bau bawang merah dan
putih itu tentu tidak mudah hilang.
Selesai berkunjung ke tempat
si pendengki, lelaki itu sebagaimana biasa mengunjungi raja. Sewaktu
berjabatan tangan dengan raja, ia menutup mulutnya agar raja tidak
mencium bau mulutnya.
"Rupanya benar perkataan orang itu, ia
benar-benar menganggap mulutku bau," pikir raja. Sang raja kemudian
memikirkan suatu rencana jahat.
Lelaki itu kemudian duduk dan berkata
sebagaimana biasa, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan
orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."
Setelah
merasa waktu berkunjungnya sudah cukup, ia kemudian pamit kepada raja.
Raja berkata, "Bawalah surat ini dan serahkanlah kepada fulan." Surat
itu berisi, "Jika sampai kepadamu pembawa surat ini, maka sembelih dan
kulitilah dia, kemudian isilah tubuhnya dengan jerami."
Lelaki tadi keluar membawa surat raja. Di tengah jalan ia dihadang oleh si pendengki.
"Apa yang kamu bawa?" tanyanya.
"Surat
raja untuk fulan. Surat ini beliau tulis dengan tangannya sendiri.
Biasanya beliau tidak pernah menulis surat sendiri, kecuali dalam urusan
pembagian hadiah.".
"Berikanlah surat itu kepadaku, aku ini
sedang butuh uang," pintanya. Ia kemudian menceritakan kesulitan
hidupnya. Karena kasihan, surat itu kemudian ia serahkan kepada si
pendengki.
Si Pendengki menerimanya dengan senang hati. Setelah sampai di tempat tujuan, ia menyerahkan surat itu kepada teman raja.
"Masuklah ke sini, raja menyuruhku membunuhmu," kata teman raja.
"Yang dimaksud bukan aku, coba tunggulah sebentar biar kujelaskan," katanya ketakutan.
"Perintah raja tak bisa ditunda," kata teman raja.
Ia lalu membunuh, menguliti dan mengisi tubuh si pendengki dengan jerami.
Keesokan
harinya, lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, "Orang yang
berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup
keburukan itu sebagai balasannya." Raja heran melihatnya masih hidup.
Setelah diselidiki, terbongkarlah keburukan si pendengki.
"Tidak
ada sesuatu yang terjadi antara aku dengannya, hanya saja kemarin ia
mengundangku kerumahnya dan memaksaku makan bawang merah dan putih.
Waktu aku menemuimu kututup mulutku agar kamu tidak mencium bau tidak
sedap dari mulutku. Sekeluarnya dari sini, ia menemuiku dan menanyakan
titipanmu," lelaki itu kemudian menceritakan semua yang terjadi.
Mendengar
jalannya cerita, tahulah raja bahwa orang itu ternyata dengki kepada
sahabatnya. "Benar ucapanmu, orang yang berbuat baik akan mendapat
balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai
balasannya."
Kedengkian di hati orang itu telah membunuh dirinya
sendiri. Dengki itu merusak amal Dengki memakan kebaikan seperti api
memusnahkan kayu bakar. (HR Ibnu Majah) Kedengkian seseorang hanya akan
berakibat buruk bagi orang itu sendiri.
Sumber http://infokomputer2010.blogspot.com/2010/02/kisah-seorang-pendengki.html
Sabtu, 08 Desember 2012
Selasa, 23 Oktober 2012
WASIAT EMAS UNTUK PARA JAMAAH HAJI
وصايا ذهبية لحجاج بيت الله الحرام
( باللغة الإندونيسية )
Disusun Oleh:
Dar Ibnu Khuzaiamah
إعداد:
دار ابن خزيمة
Penerjemah :
Team Indonesia
Murajaah :
Abu Ziyad
ترجمة:
الفريق
الإندونيسي
مراجعة:
إيكو أبو زياد
Maktab
Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة
بمدينة الرياض
1429
– 2008
WASIAT EMAS UNTUK PARA
JAMAAH HAJI
Segala puji bagi Allah
Ta'ala yang esa dalam sifat kesempurnaan-Nya. Semoga shalawat dan salam tetap
terlimpah atas Nabi Muhammad, yang memiliki beragam keutamaan, begitupula
terhadap para shahabat dan keluarga beliau.
Wahai saudaraku jamaah haji: Ikhlas… ikhlas … dan jauhilah sifat riya
dalam beribadah. Wahai saudaraku jamaah haji, anda akan menunaikan suatu amalan
mulia dan salah satu syi'ar yang diberkahi, jika anda diberi taufik oleh Allah
untuk melaksanakannya, maka anda mendapatkan keuntungan yang agung. Akan tetapi
saudaraku, apakah anda telah berniat dengan ikhlas ketika anda menuju ke Baitullah
yang diberkahi ? Menghadirkan niat adalah hal yang mesti.
Seorang hamba akan mendapatkan pahala sesuai
dengan niatnya. Tidakkah anda perhatikan sabda nabi r : "Segala amalan itu bergantung pada
niatnya, dan seseorang itu hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang
siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka berarti hijrahnya tersebut
karena Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau wanita
yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai dengan niatnya
tersebut" (H.R Bukhari) Maka
bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku untuk meluruskan niat. Karena betapapun
kepayahan dan kesulitan yang anda jalani, maka keletihan anda tersebut tidak
akan sia-sia,
ﭽ ﮘ ﮙ
ﮚ ﮛ ﮜ
ﮝ ﮞ ﮟ
ﮠ ﭼ
"Padahal
mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus" (Q.S Al-Bayyinah : 5)
ﭽ ﭻ ﭼ
ﭽ ﭾ ﭿ
ﮀ ﮁ ﮂ
ﮃ ﮄﭼ
"Sesungguhnya
Kami menurunkan kepadamu Kitab (al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran.Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya" (Q.S Az-Zumar : 2)
- Ibnul 'Arabi mengatakan
: Ayat ini menjadi dalil wajibnya niat dalam segala amalan.
- Wahai saudaraku yang
menunaikan ibadah haji, bersungguh-sungguh untuk berlaku ikhlas dan tidak riya'
adalah sesuatu yang berat. Namun hal itu mudah bagi siapa yang dimudahkan
Allah. Orang yang menundukkan jiwanya akan merasakan lezatnya ketaatan dan
mendapatkan keberkahan ibadah.
- Sahl bin Abdullah rahimahullah
ditanya: "Apakah yang paling berat atas jiwa ? Beliau menjawab:
"Keikhlasan, karena jiwa yang ikhlas tidak mendapatkan keuntungan
pribadi".
- Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah
berkata: "Aku tidak pernah meluruskan sesuatu yang lebih berat dari
niatkku, karena ia selalu berbolak-balik pada diriku".
- Wahai saudaraku yang menunaikan ibadah haji,
anda akan mengunjungi rumah yang paling suci di dunia, di tempat yang
paling mulia, sebagai tamu raja di raja, Penguasa langit dan bumi, Yang Maha
Suci, Maha Perkasa lagi Maha Mulia, maka janganlah hatimu tertuju pada
selain-Nya. Ikhlaskanlah tujuan anda untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- Dari Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda : Allah Ta'ala berfirman : "Aku
paling tidak membutuhkan untuk disekutukan. Barangsiapa yang melakukan amalan
yang dia menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan tinggalkan dia dan
amalannya" (H.R Muslim)
- Wahai saudaraku yang menunaikan ibadah haji,
janganlah anda termasuk dari mereka yang melaksanakan haji karena riya (ingin
dilihat) dan sum'ah (ingin didengar), agar dikatakan: dia menunaikan haji ke
Baitullah dan agar digelari (Haji). Yang seperti ini, tidak mendapatkan dari
hajinya kecuali kecapekan. Nabi r bersabda: "Barangsiapa yang ingin
didengar, maka Allah akan memperdengarkannya dan siapa yang ingin dilihat
(amalnya), maka Allah akan memperlihatkannya". (H.R Bukhari dan Muslim)
Maka
berhati-hatilah wahai saudaraku dari riya, karena ia adalah kesyirikan sehingga
nabi r memperingatkan kita darinya:
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik
kecil". Para shahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu ? Beliau menjawab :
"Riya". (H.R Ahmad).
Ikhlas dan ikhlaslah
wahai saudaraku yang menunaikan haji, karena riya dapat menghilangkan amalan.
Wahai
muslim, maukah aku tunjukkan terapi syirik besar maupun syirik kecil ?
Rasulullah r mengajarkan kepada kita untuk suatu doa yang
jika kita ucapkan, Allah akan menghindarkan kita darinya. Beliau r bersabda : "Syirik yang ada pada kalian
lebih samar dari rayapan semut. Aku akan menunjukkan sesuatu yang jika engkau
melakukannya, maka ia akan menghilangkan darimu syirik kecil dan besar.
Ucapkan:
اَللّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ
وَأَنَا أَعْلَمْ، وَأسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمْ
"Ya
Allah hamba berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu padahal aku
mengetahuinya, dan aku memohon ampun pada-Mu dari apa yang tidak aku
ketahui" (Shahih Al-Jami' As-Shaghir)
- Wahai saudaraku, sebuah nasehat berharga
untuk anda dari Al- Faruq Umar bin Khattab : "Barangsiapa yang ikhlas
niatnya dalam kebenaran walaupun dengan sebab itu ia tidak mendapat pujian atau
lainnya, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya pada orang lain. Dan barangsiapa
yang menghiasi diri dengan apa yang tidak ada pada dirinya, maka Allah akan
membuka aibnya".
Ibadah Haji adalah waktu
yang tepat untuk berdoa, maka manfaatkanlah sebaik-baiknya.
Wahai jamaah haji,
bukankah engkau senang bila segala keperluan anda terpenuhi, jika engkau atau
kerabat anda sembuh (dari segala penyakit) ? Tidakkah anda suka bila Allah
Ta'ala meneguhkanmu di atas agama-Nya yang benar ? Tidakkah anda suka bila
Allah memberikan petunjuk pada-Mu tentang apa yang diperselisihkan?! Tidakkah anda
suka bila Allah mengampuni dosa-dosa anda baik yang telah lalu maupun yang akan
datang ? Tidakkah anda suka bila Allah memberikan pada anda kesudahan yang baik
di dunia ? Tidakkah anda suka bertemu dengan Allah sedang Dia ridha ? Tidakkah
anda suka jika Allah menjauhkan wajah anda dari siksa api neraka ? Tidakkah
anda suka bila Allah memasukkan anda ke surga dan anda beroleh kenikmatan
bersama orang-orang yang baik ? Ya
tentu, anda akan berbahagia bila Allah Ta'ala mewujudkan harapan di atas,
betapa mulianya keinginan tersebut.
Wahai
saudaraku ketika anda berpindah dari satu tempat suci ke tempat suci yang lain,
maka jangan anda lalaikan doa. Jangan tinggalkan kesempatan berharga tersebut.
Karena kalau tidak, apa gunanya haji yang anda tunaikan jika hati anda tidak
tersentuh di hadapan Pencipta anda (Allah Ta'ala) di tempat-tempat yang suci
?! Betapa mahalnya barang dagangan[1] tersebut ? Mereka yang menyia-nyiakannya, alangkah
sangat tidak menghargainya.
Wahai
saudaraku yang menunaikan haji, para ulama membagi doa menjadi dua macam: Doa
ibadah dan doa masalah. Mari kita perhatikan ucapan Al-'Allamah[2] Abdurrahman As-Sa'dy
semoga Allah mensucikan ruh beliau : "Segala perintah untuk berdoa dan
larangan berdoa pada selain Allah serta pujian bagi mereka yang berdoa yang
terdapat dalam Al-Qur'an mengandung doa masalah dan doa ibadah. Ini adalah
kaidah yang bagus, karena yang terlintas di benak kebanyakan orang hanya lafadz
doa adalah doa masalah saja. Mereka tidak menyangka bahwa segala jenis ibadah
mengandung doa. Ini adalah kekeliruan yang menjerumuskan mereka ke arah yang
lebih buruk dari itu. Ayat-ayat (Al-Qur'an) nyata menerangkan tentang cakupan
doa masalah dan doa ibadah.
- Al-'Allamah yang menjadi panutan Syaikh Abdul 'Aziz bin
Abdullah bin Baaz semoga Allah mensucikan ruhnya dengan kemurahan-Nya serta
memasukkan beliau ke tengah-tengah surganya mengatakan : "Dua jenis doa
adalah saling berkaitan. Hal ini karena Allah di minta untuk mendatangkan
manfaat dan menolak kemudharatan, maka ini adalah doa masalah. (Manusia) berdoa
pada Allah dengan rasa takut dan penuh harapan, maka ini adalah doa ibadah.
Dengan demikian, maka menjadi jelaslah bahwa kedua jenis doa tersebut saling
berkaitan. Semua doa ibadah melazimkan doa masalah dan semua doa masalah mengandung
doa ibadah"
- Wahai saudaraku yang menunaikan haji,
bersemangatlah untuk berdoa, dan sudah anda ketahui bahwa doa adalah ibadah.
Nabi r bersabda: "Doa itu adalah
ibadah" (H.R Tirmidzi, Abu Dawud
dan Ibnu Majah, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 3407)
- Wahai muslim, janganlah anda termasuk dalam
golongan mereka yang tidak mampu untuk berdoa, karena nabi r bersabda: "Orang yang paling lemah,
yaitu orang yang tidak mampu berdoa dan orang yag paling bakhil yaitu orang
yang kikir untuk memberi salam" (H.R Ibnu Hibban, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir
: 1044)
- Wahai jamaah haji, yang paling agung pada
hari-hari yang penuh berkah tersebut adalah Hari Arafah. Hari yang
ditunggu-tunggu orang-orang sholeh yang telah menyiapkan berbagai permintaan
dan hajat. Mereka memohon pada Allah kebaikan dunia dan akherat. Nabi r bersabda: "Sebaik-baik doa
adalah doa pada Hari Arafah". (H.R
Tirmidzi dan Malik, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir)
- Wahai jamaah haji, pada Hari Arafah,
bagaimana keadaan anda? Apakah termasuk mereka yang memohon ampunan yang datang
pada Allah dengan penuh permohonan yang sangat dan merendahkan diri dan doa ?
Atau termasuk dalam golongan orang-orang yang hatinya lalai dari kemuliaan Hari
Arafah ? !
- Imam Nawawi rahimahullah berkata
tentang Hari Arafah: "Sudah selayaknya untuk mengulang-ulangi istighfar
(permohonan ampun) dan taubat dari segala dosa dengan diiringi penyesalan hati
dan memperbanyak tangisan, dzikir serta doa. Pada Hari Arafah (adalah hari
yang) diucapkan
padanya keluhan-keluhan dan berbagai permohonan.
Hari perkumpulan yang agung, berkumpul padanya hamba-hamba Allah yang shalih
dan wali-wali/kekasih-Nya yang ikhlas dan mereka yang didekatkan. Hari Arafah adalah berkumpulnya
(manusia) yang paling agung di dunia. Dikatakan bahwa jika Hari Arafah jatuh
pada hari jumat maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat ampunan"
- Wahai jamaah haji, jangan anda berdoa
seperti doanya orang yang lalai, berdoalah sebagaimana doanya mereka yang
ikhlas dan merendahkan diri. Nabi r bersabda: "Ketauhilah bahwa Allah tidak
akan mengabulkan doa dari hati yang lalai". (H.R Tirmidzi, Al-Hakim dan Thabrani, Shahih
Al-Jami' Ash-Shaghir : 245) .
- Wahai jamaah haji, karena anda akan berada
di tempat suci, maka saya akan mengingatkan beberapa adab doa, mudah-mudahan
Allah merahmati kelemahan diri anda ketika anda ada di hadapan-Nya.
- Wahai jamaah haji, yang pertama-tama
hendaklah anda menghadap Allah dalam keadaan khusyu', merendah diri,
mengarapkan pahala dan takut akan siksa-Nya.
ﭽ ﯦ ﯧ
ﯨ ﯩ ﯪ
ﯫ ﯬ ﯭﯮ
ﯯ ﯰ ﯱ
ﯲ ﭼ
"Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan
cemas" (Q.S Al-Anbiya' : 90)
2. Mengahadap kiblat.
3. Sebelum anda berdoa, ucapkanlah pujian pada
Allah Ta'ala kemudian bershalawat pada nabi
r lalu berdoa
4. Mengakui dosa dan kesalahan.
5. Berdoa sebanyak sebanyak tiga kali.
6. Mengangkat tangan, yang menunjukkan
kerendahan diri. Dari Salman Al-Farisi t bahwa Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya Tuhan kalian (Allah Ta'ala) Yang
Memiliki sifat malu lagi Maha Pemurah, Dia malu jika hamba-Nya mengangkat kedua
tangan kepada-Nya lalu tidak mengabulkan permohonannya" (H.R Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 2070)
- Memohon dengan sangat dalam berdoa. Wahai
jamaah haji, berharaplah pada Allah Ta'ala di Hari itu dan jangan berharap pada
selain-Nya. Semoga Allah menjadikan saya dan anda termasuk dari mereka yang
beruntung di tempat-tempat tersebut dengan terkabulnya doa dan tergapainya
segala cita-cita. Waktu itu adalah musim untuk melakukan ketaatan.
- Wahai jamaah haji, apakah anda sudah
bertanya pada diri anda ketika anda meninggalkan tanah air dan segenap handai
taulan, apa gunanya susah payah ini ? Tidak diragukan lagi, setiap jamaah haji
yang meninggalkan negerinya, jika ia mengintrospeksi dirinya, akan merasakan
kebahagiaan yang ada dalam perasaannya dan dia berniat
untuk datang ke tempat yang suci
ﭽ ﮃ ﮄ
ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ
ﮉ ﮊ ﮋ
ﮌ ﮍ ﮎ
ﮏ ﮐ ﮑ
ﮒ ﮓ ﮔ
ﮕ ﮖ ﮗ
ﮘ ﮙ ﮚ
ﮛ ﮜ ﮝ ﭼ
"Ya
Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur" (Q.S Ibrahim : 37) Berapa
banyak hati yang rindu untuk bisa mengunjungi tanah suci.
Wahai muslim, tidak
diragukan bahwa ( haji) adalah musim ketaatan dan mendekatkan diri pada Allah.
Semuanya melafalkan syi'ar tauhid :
لبيك اللهم لبيك، لبيك لا
شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك، لا شريك
لك لبيك
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik t ketika nabi r haji wada', Anas t berkata: "Kami shalat Dzuhur bersama
nabi r di Madinah empat raka'at dan dua raka'at
Ashar di Dzul Hulaifah kemudian beliau menginap di sana sampai Subuh lalu
beliau menaiki (hewan tunggangannya) hingga duduk secara sempurna di atas hewan
tunggangannya, lalu beliau bertahmid, tasbih dan bertakbir lantas beliau
bertalbiyah untuk haji dan umrah, lalu orang-orangpun ikut
bertalbiyah" (H.R Bukhari, Muslim
dan Nasa'i)
Wahai jamaah haji, demikianlah nabi r memulai hajinya, dengan pujian, tasbih dan
takbir pada Allah, beliau tetap bertalbiyah hingga sampai di Jumrah" (H.R
Bukhari dari hadits Al-Fadhl bin Abbas t)
Wahai saudaraku, apakah
anda sudah menghayati apa yang tersirat dari makna talbiyah ? Apakah anda sudah
meyakininya ketika mengulang-ulanginya ? Dalam ucapan anda (Labbaika),
berarti anda memenuhi panggilan Allah yang memerintahkan anda untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Wahai jamaah haji, saat
anda berada di tanah suci, mungkinkah hari-hari tersebut berlalu begitu saja
tanpa diisi dengan ketaatan, padahal keutamaannya dan aktivitas jamaah haji
dengan berbagai ketaatan, يغتاظ iblis, dan ia merasa terhina.
Dari Thalhah bin Abdullah t berkata: Rasulullah bersabda: "Setan
tidak pernah terlihat lebih kecil, lebih terhina dan iri hati dari Hari Arafah, hal itu karena ia
menyaksikan turunnya rahmat dan ampunan Allah terhadap dosa besar, kecuali apa
yang aku saksikan pada Perang Badar". (H.R Malik dalam Al-Muwatha')
Wahai jamaah haji, musim
haji adalah hari-hari pengampunan, maka jangan anda menyia-nyiakannya. Dari Aisyah
radhiallahuanha, bahwa Rasulullah r bersabda: ”Tidaklah
ada hari yang lebih banyak padanya hamba yang Allah bebaskan dari neraka
melebihi Hari Arafah, dimana Allah mendekat dan membanggakan mereka pada para
malaikat, dimana (Allah) berfirman:”Apa yang mereka harapkan?” (H.R
Muslim, Nasai dan Ibnu Majah)
Wahai saudaraku …
ketaatan … ketaatan …Allah tidak akan menyia-nyiakan seorang hamba yang mencari
keridhaan-Nya. Semoga Allah memberi pertolongan pada kita untuk bertakwa.
Berbekallah … ketakwaan adalah sebaik-baik bekal.
Wahai jamaah haji,
diantara kebiasaan manusia adalah jika ia berniat untuk menunaikan ibadah
haji, mereka menyiapkan biaya dll.
Karena mereka akan bepergian jauh, dan ini adalah suatu hal yang bagus. Akan
tetapi, ada perbekalan yang sudah semestinya anda siapkan, jika tidak, maka
ibadah haji anda akan sia-sia. Tahukah anda, apakah perbekalan tersebut ?
Itulah takwa. Tidak ada kebaikan pada ibadah haji yang bercampur dengan
kemaksiatan. Karena haji adalah musim ketaatan dan medan ketakwaan. Orang yang bermaksiat pada
Allah dalam ibadah haji, maka berarti ia merugi, baik cepat atau lambat. Allah
berfirman:
ﭽ ﭑ ﭒ
ﭓﭔ ﭕ ﭖ
ﭗ ﭘ ﭙ
ﭚ ﭛ ﭜ
ﭝ ﭞ ﭟ
ﭠﭡ ﭢ ﭣ
ﭤ ﭥ ﭦ
ﭧﭨ ﭩ ﭪ
ﭫ ﭬ ﭭﭮ
ﭯ ﭰ ﭱ
ﭲ ﭼ
"(Musim) haji adalah
beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan
itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal" (Q.S
Al-Baqarah 197)
Wahai jamaah haji, berusahalah agar perniagaan anda dengan Allah beroleh
keuntungan sehingga anda kembali dengan meraih haji yang mabrur. Allah telah
melarang pada ayat di atas perbuatan rafats, kefasikan dan perdebatan. (الرفث) /
Rafats maksudnya adalah jima', perbuatan yang menjurus padanya atau
ucapan-ucapan tidak senonoh. Imam Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan :
"Kata rafats lebih umum dari itu, dan itulah maksud dalam sabda
nabi r tentang puasa: "Jika salah seorang dari
kalian berpuasa maka janganlah berbuat rafats" Adapun (الفسق) /
kefasikan pada asalnya berarti keluar. Maksudnya keluar dari ketaatan. Dari
Ibnu 'Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, 'Atha, Al-Hasan serta
ulama lainnya bahwa kefasikan maksudnya : Bermaksiat pada Allah 'Azza wa
Jalla dalam keadaan ihram ketika menunaikan haji. Adapun ((الجدال /
perdebatan, maka Imam Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan: tidak
diperbolehkan melakukan perdebatan di waktu atau tempat pelaksanaan haji.
Wahai jamaah haji,
bersungguh-sungguhlah agar anda termasuk dari mereka yang disabdakan rasul r : "Barangsiapa yang menunaikan haji dan
ia tidak berbuat rafats ataupun kefasikan, maka ia kembali seperti ia
dilahirkan dari perut ibunya" (H.R
Bukhari dan Muslim), maksudnya tanpa dosa. Berkata Ibnu Hajar : Dzahir (hadits)
menunjukkan pengampunan dosa kecil maupun besar.
Wahai jamaah haji, nabi r bersabda : "Haji yang mabrur tidak ada
balasannya melainkan surga" (H.R
Muslim)
Berkata Al-Hasan Al-Basri rahimahullah:
Tanda Haji yang mabrur adalah kembalinya jamaah haji dalam keadaan zuhud
terhadap dunia dan mengharapkan akherat".
Imam Qurtubi mengatakan : "Para
ahli fikih mengatakan: Haji yang mabrur, yaitu haji yang tidak dilakukan
maksiat padanya" Maka hendaklah anda termasuk dari mereka yang beruntung
dengan mendapatkan buah dari haji yang dilakukan, betapa bahagianya hari itu.
* Jangan mengganggu saudara anda sesama
muslim:
Wahai jamaah haji, tidak
diragukan lagi, bahwa anda datang ke Baitullah adalah untuk mendapatkan
keberuntungan dan meraih keridhaan Allah Ta'ala. Tentunya anda tidak akan rela
bila kedatangan anda adalah untuk mengganggu kaum muslimin baik dengan ucapan
maupun lisan anda. Betapa banyak mereka
yang tidak mengutamakan saudaranya atas dirinya sendiri.
Wahai saudaraku, Nabi r telah mengajarkan manusia manasik haji dan
tidak meninggalkan sesuatu kecuali beliau menjelaskannya. Ketika manusia
bergerak dengan cepat dari Arafah dan nabi r memegang tali kendali unta beliau supaya
tidak terlalu cepat jalannya, beliau mengatakan dengan tangan kanan beliau:
Wahai manusia, tenang, dan tenanglah"
(H.R Muslim) Wahai saudaraku ini adalah kasing sayang beliau pada
manusia agar orang-orang yang lemah tidak diganggu.
Wahai jamaah haji, banyak
jamaah haji yang berdesakan di sekitar hajar aswad. Semuanya ingin menciumnya
meski dengan mengganggu sesama muslim. Akan
tetapi nabi r telah mengajarkan pada para shahabatnya apa yang mesti mereka
lakukan pada hajar aswad. Dari Ibnu 'Abbas t berkata:
nabi r thawaf mengelilingi ka'bah dengan mengendarai unta. Setiap kali
beliau melewati Hajar Aswad beliau memberi isyarat padanya. (H.R Bukhari) dalam
riwayat Muslim terdapat tambahan dan beliau mencium tongkatnya. Imam Ibnu Hajar
berkata: "Kemungkinan beliau
mengusapnya dalam jarak dekat dalam kondisi aman, maksudnya tidak mengganggu
mereka yang sedang thawaf dan beliau memberi isyarat dari kejauhan jika beliau
khawatir akan mengganggu mereka.
Wahai muslim, nabi r memerintahkan Ummu Salamah radhiyallahu'anha
untuk thawaf di belakang manusia
(mereka yang sedang thawaf). Ummu Salamah radhiyallahu'anha menceritakan
bahwa ia datang dalam keadaan sakit, maka rasulullah r berkata kepadanya: "Thawaflah di
belakang orang-orang dan engkau dalam keadaan berkendaraan" (H.R Bukhari dan Muslim)
Wahai saudaraku,
janganlah engkau mengganggu jamaah haji lainnya untuk mencium hajar aswad.
Karena jumhur/mayoritas para ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang tidak
mampu untuk menciumnya, maka cukup dengan memberi isyarat. Al-Fakihi
meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas t tentang dimakruhkannya berdesakan dan beliau berkata: "Tidak
boleh mengganggu atau diganggu"
Wahai jamaah haji, nabi
telah memerintahkan agar anda tidak memberatkan apa yang anda tidak mampu
melakukannya, dengan sabda beliau: "Jika aku memerintahkan kalian suatu
perkara, maka kerjakanlah semampu kalian"
(H.R Bukhari dan Muslim)
Wahai jamaah haji, di
hari lempar jumrah, nabi r mengajarkan umatnya untuk
melempar dengan ukuran al-khadzaf[3], tidak menambah maupun
mengurangi. Demikianlah yang dipegangi
mayoritas ulama dari kalangan salaf maupun khalaf.
Wahai jamaah haji, jangan
memberatkan diri dengan melempar lebih besar dari itu karena akan mengganggu
jamaah haji lainnya. Seberapapun kesungguhan kita untuk melakukan kebaikan,
maka tidak mungkin kita lebih bertakwa dari nabi t. Beliau telah melarang kita dari sikap
berlebihan dalam agama.
Wahai saudara-saudaraku
kaum muslimin jadilah kalian sebagaimana yang digambarkan oleh nabi r dalam sabdanya: "Engkau lihat orang-orang yang beriman itu
dalam kasih sayang di antara mereka seperti satu jasad, jika ada satu anggota
badan yang merasa sakit, maka bagian badan yang lain juga merasakannya"
Maka wahai saudaraku, bersikap
lembutlah pada saudara-saudara anda sesama kaum muslimin, tidakkah engkau
perhatikan pujian Allah terhadap para shahabat nabi r :
ﭽ ﭗ ﭘ
ﭙ ﭚ ﭛﭼ
"Keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka" (Q.S
Al-Fath : 29)
Sebagai penutup, semoga Allah memberi taufik
pada kita untuk beramal shalih.
المرجع:
Langganan:
Postingan (Atom)